Selamat Datang di My Web Blog

Rabu, 06 Mei 2015

TUANKU IMAM BONJOL (1772-1864)




Muhammad Sahab yang kemudian dikenal dengan nama Teuku Imam Bonjol, lahir di Tanjung Bunga, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, pada tahun 1972. Setelah belajar agama pada beberapa orang ulama di Sumatera Barat, ia menjadi guru agama di Bonjol.

 Baca Selengkapnya



Dari sini ia menyebarkan paham paderi di Lembah Alahan Panjang bahkan sampai ke Tanapuli Selatan. Sebagai tokoh Paderi, ia cukup disegani. Karena serangan-serangan yang dilancarkan cukup kuat, Belanda terpaksa mengadakan Perjanjian Masang tahun 1824 dan mengakui Tuanku Imam Bonjol sebagai penguasa daerah Alahan Panjang. Perjanjian itu kemudian dilanggar oleh Belanda dan Perang kembali. Daerah yang dikuasai Tuanku Imam Bonjol bertambah sempit dan terkurung oleh daerah-daerah yang sudah dikuasai Belanda.  Pada tahun 1834 Belanda megerahkan pasukan yang besar. Bonjol dikepung dengan ketat. Kedudukan Tuanku Imam Bonjol bertambah sulit, tetapi ia tetap tidak mau berdamai dengan Belanda. Pasukannya bertambah kurang. Untuk merebut Bonjol, tiga kali Belanda mengganti panglima perangnya.

Barulah setelah lebih dari tiga tahun dikepung, Bonjol jatuh ke tangan Belanda, pada tanggal 16 Agustus 1837. Tuanku Imam Bonjol berhasil menyelamatkan diri dan melanjutkan perjuangan di tempat lain. Pada bulan Oktober 1837 ia diundang ke Palupuh untuk berunding. Tiba di tempat itu Tuanku Imam Bonjol langsung ditangkap dan dibuang ke Cianjur, Jawa Barat, kemudian dipindahkan ke Ambon dan akhirnya ke Lotan dekat Manado. Ditempat terakhir itu ia meninggal dunia pada tanggal 8 November 1864dan dimakamkan disana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar