Selamat Datang di My Web Blog

Rabu, 06 Mei 2015

PANGERAN ANTASARI (1809-1862)



Pangeran Antasari lahir di Banjarmasin pada tahun 1809. Walaupun ia keluarga Sultan Banjar, tetapi ia tidak pernah hidup dalam lingkungan istana. Karena dibesarkan di tengah-tengah rakyat biasa, Antasari menjadi dekat dengan rakyat, mengenal perasaan dan mengetahui penderitaan mereka.
Baca Selengkapnya



Pada tahun 1859 Sultan Tamjid diangkat menjadi sultan kerajaan Bandar, padahal yang berhak naik tahta adalah Pangeran Hidayat. Sultan Tamjid yidak disukai rakyat sebab terlalu memihak kepada Belanda. Pangeran Antasari berusaha membela hak Pangeran Hidayat, lalu bersekutu dengan kepala-kepala daerah Hulu Sungai, Martapura, Barito, Pleihari, Kahayan, Kapuas dan lain-lain. Mereka semua bertekad untuk mengangkat senjata mengusir Belanda dari Kerajaan Banjar. Sesudah itu berkobarlah pertempuran yang terkenal dengan nama Perang Banjar. Pangeran Antasari berhasil mengerahkan tenaga rakyat dan mengobarkan semangat mereka, sehingga Belanda menghadapi kesulitan. Karena hebatnya perlawanan, Belanda membujuk Antasari dengan janji yang muluk-muluk asal bersedia menghentikan perang. Semua bujukan itu ditolaknya.

Dalam keadaan terjepit, Pangeran Hidayat menyerah kepada Belanda. Kepala-kepala daerah lain pun banyak pula yang menyerah. Antasari tetap melanjutkan perjuangan. Baginya, pantang untuk berdamai dengan Belanda, apalagi menyerah. Pada bulan Oktober 1862 ia merencanakan serangan besar-besaran terhadap benteng Belanda. Kekuatan untuk itu sudah dikumpulkan. Tetapi, pada waktu itu berajngkit wabah cacar. Pangean Antasari pun terkena wabah tersebut yang akhirnya merenggut nyawanya. Ia meninggal dunia di Bayan Begak (Kalimantan Selatan), pada tanggal 11 Oktober 1862 dan dimakamkan di Banjarmasin.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar