Selamat Datang di My Web Blog

Rabu, 06 Mei 2015

TEUNGKU CIK DI TIRO (1836-1981)



Muhammad Saman yang lebih dikenal dengan nama Teungku Cik di Tiro, lahir pada tahun 1836 di Cumbok Lamlo, daerah Tiro, Pidie. Sejak Kecil ia sudah biasa hidup di lingkungan pesantren dan bergaul dengan para santri.
Baca Selengkapnya




Setelah belajar ilmu agama pada beberapa ulama terkenal di Aceh, ia menunaikan ibdah haji dan memperdalam ilmu agama di Mekah. Sesudah itu ia menjadi guru agama di Tiro. Muhammad Saman dibesarkan pada saat memburuknya hubungan Aceh dengan Belanda. Pada Waktu itulah Teungku Cik Tiro muncul untuk memimpin perang. Ia membentuk Angkatan Perang Sabul dan mendapat bantuan dari golongan ulubalang. Sultan Aceh mempercayainya sebagai pemimpin perang. Perjuangan dilakukan atas dasar agama dan kepercayaan. Daerah Aceh yang masih mereka kuasai tidak lebih dari empat Kilometer persegi. Ajakan untuk berdamai ditolak oleh Teungku Cik di Tiro.

Belanda menyadari bahwa sumber semangat Aceh pada waktu itu ialah Teungku Cik di Tiro. Karen aitu, Belanda bermaksud membunuhnya. Mereka berhasil membujuk seseorang yang bersedia bekerja sama. Orang itu diangkat menjadi Kepala Sagi. Kemudian, orang itu menyuruh seorang wanita memasukkan racun ke dalam makanan dan di berikannya kepada Teungku Cik di Tiro. Akibat memakna makanan tersebut, Teungku Cik di Tiro jatuh sakit dan meninggal dunia di benteng Aneuk Galong pada bulan Januari 1891.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar