Supeno lahir pada tanggal 12 Juli
1916. Sampai sekarang kehidupan masa kanak-kanaknya belum banyak diketahui.
Begitu pula pendidikan apa saja yang pernah ditempuhnya. Pada masa Perang
Kemerdekaan (1945-1950), ia turut berjuang mempertahankan kemerdekaan.
Baca Selengkapnya
Mula-mula Supeno termasuk kelompok
Amir Syarifuddin. Tetapi karena berbeda politik dengan Amir Syarifuddin, Supeno
memisahkan diri. Ia diangkat sebagai Menteri Pembangunan dan Pemuda dalam
kabinet yang dipimpin oleh Wakil
Presiden/Perdana Menteri Drs. Mohammad Hatta. Karena itu, ia dikecam oleh
golongan kiri dan dituduh sebagai pengkhianat. Supeno menegaskan bahwa ia duduk
dalam kabinet semata-mata atas kesadaran politik pribadi dan tidak mewakili
golongan kiri.
Perundingan-perundingan yang diadakan
oleh kedua belah pihak dan diawasi oleh Komisi Tiga Negara (KTN) yang dibentuk
oleh Komisi Tiga Negara (KTN) yang dibentuk oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB), menemui jalan buntu. Akhirnya, pada tanggal 19 Desember 1948 Belanda
melancarkan agresi militer untuk kedua kalinya. Beberapa orang pimpinan negara,
antara lain Presiden dan Wakil Presiden tertangkap dan diasingkan ke luar Pulau
Jawa.
Pada tanggal 24 Februari 1949
rombongannya berada di desa Ganter, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Waktu itu
Belanda melancarkan serangan ke desa tersebut. Menteri Pembangunan dan Pemuda,
Supeno, beserta beberapa orang pengawal sedang mandi di pancuran. Ia ditangkap
Belanda dan ditembak di tempat itu juga. Setahun kemudian, tanggal 24 Februari
1950, jenazahnya dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar