Maria Yosephine maramis lahir di kema,
Sulawesi Utara, pada tanggal 1 Desember 1872. Umur enam tahun ia sudah yatum
piatu dan sejak saat itu diasuh oleh seorang pamannya. Pendidikan di sekolah
hanya ditempuh sampai Sekolah Dasar.
Baca Selengkapnya
Pada waktu itu gadis-gadis Minahasa
tidak diizinkan bersekolah di sekolah yang lebih tinggi. Mereka harus tinggal
di rumah untuk menunggu saat menikah. Maria banyak bergaul dengan orang-orang
terpelajar, antara lain Pendeta Ten Hove. Karena pergaulan itu pengetahuannya
bertambah luas, lalu ia bercita-cita untuk memajukan kaum Wanita Minahasa.
Perkawinan dengan Yoseph Frederik Calusung Walanda, seorang guru pada athun
1890, membuka kemungkinan yang besar untuk mewujudkan cita-cita tersebut.
Dengan bantuan suami dan beberapa orang terpelajar lainnya, Pada bulan Juli
1917 ia mendirikan organisasi yang diberi nama Percintaan Ibu Kepada Anak
Turunannya (PIKAT). Tujuan organisasi ini ialah mendirikan sekolah-sekolah
rumah tangga untuk mendidik anak-anak perempuan yang telah menamatkan Sekolah
Dasar.
Sekolah PIKAT yang pertama berdiri
pada bulan 1918. Di sekolah itu diajarkan cara-cara mengatur rumah tangga
seperti memasak, menjahit, merawat bayi, dan pekerjaan tangan.Guru-guru tidak
digaji. Mereka bekerja secara sukarela. Dari tahun ke tahun PIKAT semakin
berkembang. Tetapi, halangan banyak pula yang di hadapi, terutama dalam masalah
biaya. Untunglah Maria tidak patah hati. Ia terus berusaha sekuat tenaga
mengatasi setiap kesulitan. Pada tahun 1920 Gubernur Jenderal Belanda
mengunjungi sekolah PIKAT dan memberikan sumbangan uang.
Kepada murid-murid Maria Walanda
Maramis menanamkan rasa kebangsaan. Mereka dianjurkan agar selalu memakai
pakaian daerah. Kepada anak-anaknya ia berkata, “Pertahankanlah bangsamu!” Ia
meninggal dunia pada bulan Maret 1924 dan dimakamkan di Maumbi, Sulawesi Utara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar