Arie Frederik Lasut lahir di Tondano,
Sulawesi Utara, pada tanggal 6 Juli 1918. Sesudah menamatkan Sekolah Dasar, ia
melanjutkan pelajaran ke Sekolah Guru di Ambon dan kemudian di Bandung, tetapi
tidak sampai selesai.
Baca Selengkapnya
Dari situ pindah ke AMS (Setingkat Sekolah
Menengah Umum) di Jakarta. Pada tahun 1937 memasuki Sekolah Kedokteran. Karena
kesulitan keuangan, setahun kemudian ia berhenti dan bekerja pada Departemen
Urusan Ekonomi. Sekolah Teknik Tinggi di Bandung dimasukinya pada tahun 1939
dengan memperoleh beasiswa dari Dinas Pertambangan. Sebelum selesai, Perang
Dunia II meletus. Arie mengikuti pendidikan pada corps Opleiding Voor Reserve
Officieren (CORO) dan pernah bertempur melawan Jepang di Ciater, Bandung.
Selain menjadi Kepala Jawatan
Pertambangan, ia juga duduk sebagai anggota Komite Nasional Pusat (KNIP).
Sebagai Kepala Jawatan Tambang, rahasia pertambangan RI berada ditangannya.
Karena mengira akan berhasil menguasai indonesia kembali, maka Belanda berusaha
mengetahui rahasia tersebut dan untuk itu Arie Frederik Lasut menjadi pusat
perhatian. Ia dibujuk agar mau bekerjasama dan dijanjikan akan diberi kedudukan
tinggi dengan gaji yang besar. Usaha itu tidak berhasil. Lasut mengadakn
perundingan dengan pengusaha-pengusaha tambang bangsa asing, bukan Belanda.
Akibatnya, Belanda menjadi jengkel. Pada tanggal 7 Mei 1949 Arie Frederik Lasut
diculik di rumahnya di Yogyakarta oleh Polisi Militer Belanda, dibawa ke Pakem
dan tempat itu ia ditembak mati. Jenazahnya dimakamkan di Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar