Selamat Datang di My Web Blog

Sabtu, 09 Mei 2015

SULTAN AGENG TIRTAYASA (1631-1692)



Abu’l Fath Abdulfattah yang lebih terkenal denagn nama Sultan Ageng Tirtayasa lahir di Banten pada tahun 1631. Dalam usia dua puluh tahun ia diangkat menjadi raja Kerajaan banten.
Baca Selengkapnya





Pada waktu itu Belanda sudah menguasai beberapa daerah Indonesia, antara lain Jakarta, dan sedang berusaha mengembangkan kekuasaan mereka. Di Banten pun terdapat sebuah kantor dagang Belanda. Sultan Ageng berusaha menghalang-halangi perdagangan Belanda. Pada tahun 1655 dua buah kapal Belanda dirusak oleh orang-orang Banten. Akibatnya, hubungan antara Banten dan Belanda menjadi tegang. Tetapi Sultan Ageng berhasil menjalin hubungan dagang dan kerja sama dengan pedagang-pedagang Eropah bukan Belanda. Pedagang-pedagang Inggris dan Denmark bebas membeli lada di seluruh wilayah kerajaan Banten.

Sesudah itu, Belanda melakukan politik adu domba. Sultan Haji, putra Sultan Ageng, berhasil dipengaruhi sehingga memusuhi ayahnya. Akibatnya, terjadi perselisihan antara anak dan ayah. Masyarakat pun terbagi dua. Sebagian tetap setia kepada Sultan Ageng, sedangkan yang lain memihak Sultan Haji. Pada bulan Februari 1682 pecah perang antara Sultan Ageng di satu pihak dan Belanda serta Sultan Haji di pihak yang lain. Pasukan Sultan Ageng berhasil merebut istana Sultan Haji di Surosowan. Belanda melipatgandakan kekuatan. Lama-kelamaan Sultan Ageng terdesak dan kekuatannya mulai lemah, tetapi ia tidak mau menyerah kepada Belanda. Pengikut-pengikutnya yang masih setia melanjutkan perjuangan di daerah pedalaman.

Pada tahun 1683 sultan Ageng tertangkap dan dipenjarakan di Jakarta. Ia meninggal dunia dalam penjara dan dimakamkan dekat Mesjid Agung Banten.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar