Sultan Thaha Syifuddin lahir di jambi
pada tahun 1816. Pada tahun 1841 ia diangkat sebagai Pangeran Ratu di bawah
Pemerintahan Sultan Abdurrahman. Sejak itu, ia memperlihatkan sikap menentang
Belanda.
Baca Selengkapnya
Ketika sebuah kapal dagang Amerika
berlabuh di pelabuhan Jambi, ia berusaha mengadakan kerja sama dengan pihak
Amerika. Pada tahun 1833 yang menyatakan bahwa Jambi adalah milik Belanda dan
dipinjamkan kepada Sultan Jambi. Akibatnya hubungan dengan Belanda menjadi
Tegang. Kemudian Belanda mengirimkan Ultimatum agar Sultan Thaha menyerahkan
diri tetapi Sultan Thaha menolaknya. Pada tanggal 25 September Belanda
melencarkab serangan. Pasukan Jambi berhasil menenggelamkan sebuah kapal
peranag Belanda tetapi mereka tidak mampu mempertahankan Belanda. Sultan Thaha
menyingkir ke Muara Tembesi dan membangun pertahanan di tempat ini.
Pada tahun 1855 mereka menyerang
sebuah benteng Belanda dalam kota jambi, Pos Militer Belanda mereka hancurkan.
Karen aitu Belanda mengirimkan Pasukan bantuan dalam jumlah besar. Sultan Thaha
terpaksa meninggalkan Muara Tembesi dan pindah ke tempat lain. Beberapa tahun
lamanya sultan Thaha bertahan di Sungai Aro. Bulan April 1904 tempat ini
diserang pasukan Belanda. Sultan Thaha berhasil meloloskan diri. Tidak lama
kemudian, pada tanggal 21 april 1904 ia meninggal dunia di Muara Theo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar