Siti Walidah yang kemudian terkenal
dengan nama Nyi Ahmad Dahlan lahir di Yogyakarta pada tahun 1872. Sebagai anak
seoarng pejabat agama keraton Yogyakarta, sejak kecil ia dididik dalam hal
agama.
Baca Selengkapnya
Ia tidak pernah mengikuti pendidikan
di sekolah umum. Pada waktu itu anak-anak perempuan harus tinggal di rumah,
dipingit, sampai datang saat unutk menikah. Setelah menikah dengan K.H. Ahmad
Dahlan, Siti Walidah giat belajar dari suaminya dan giat mengembangkan
Muhammadiyah, melakukan dakwah ke daerah-daerah. K.H. Ahmad Dahlan adalah
seorang pembaharu Islam dan pendir Muhammadiyah. Selain giat memajukan
Muhammadiyah, Siti Walidah turut berjuang untuk mencapai persamaan hak antara
laki-laki dan wanita. Pada tahun 1918 Muhammadiyah mendirikan bagian wanita
yang disebut Aisyiah. Dalam Kongres Aisyiah di Surabaya, nama Siri Walidah
menjadi terkenal, sebab sebagai seorang yang tidak pernah duduk di bangku
sekolah, ia mampu memimpin kongres yang cukup besar. Masyarakat sangat kagum
melihat kemampuan tersebut.
Atas saran-saran Nyi Ahmad Dahlan,
Aisyiah mendirikan asrama-asrama untuk pelajar-pelajar putri. Dalam asrama itu
mereka mendirikan mengenai soal-soal agam dan masyarakat. Pada masa awal
revolusi, nyi Ahmad Dahlan giat membantu, walaupun usia sudah sangat tua. Kaum
Wanita ianjurkan agar mendirikan dapur umum untuk membantu tentara yang sedang
berperang di garis depan. Pemuda-pemuda pun digembleng agar tetap tabah
berjuang mempertahankan kemerdekaan. Sering pula ia bertukar pikiran dengan
Presiden sukarno dan Jenderal Sudirman mengenai perjuangan. Ia meninggal dunia
pada tanggal 31 Mei 1946 di Yogyakarta dan di makamkan di sana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar