Selamat Datang di My Web Blog

Sabtu, 09 Mei 2015

BRIGJEN TNI ANUMERTA KATAMSO (1923-1965)



Katamso lahir di Sragen, Jawa Tengah, pada tanggal 5 Februari 1923. Pendidikan umum diikutinya sampai tingkat Sekolah Menengah. Pada masa Kependufukan Jepang, ia mengikuti pendidikan tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor.
Baca Selengkapnya




Sesudah Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, ia menyumbangkan tenaga untuk mempertahankan kemerdekaan dengan memasuki Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang sekarang menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Sesudah pengakuan kedaulatan, di Jawa Tengah timbul pemberontakan Batalyon 426. Katamso diserahi tugas untuk turut menumpas pemberontakan tersebut. Tugas itu dapat dilaksanakan dengan hasil yang baik. Sewaktu terjadi pemberontakan PRRI/Permesta dalam tahun 1958, ia diangkat menjadi Komandan Batalyon “A” Komando Operasi 17 Agustus yang dipimpin oleh Kolonel Ahmad Yani. Kemudian ia diserahi tugas sebagai Kepala Staf Resimen Team Pertempuran (RTP) II Diponegoro dan  berkedudukan di Bukittinggi, Sumatera Barat.

Pada tahun 1963 Katamso dipindahkan ke Jawa Tengah memangku jabatan Komandan Resort Militer (Korem) 072 Komando Daerah Militer (kodam) VII/Diponegoro, berkedudukan di Yogyakarta. Untuk menghadapi kegiatan PKI di daerah Solo, Kolonel Katamso membina Resimen Mahasiswa yang diberi latihan-latihan militer, agar kelak dapat dipakai untuk menghadapi ancaman PKI. Dibidang kemasyarakatan ia giat mengembangkan pendidikan.
Malam hari tanggal 30 September 1965  PKI melancarkan pemberontakan yang disebut “Gerakan Tiga Puluh September” (G30S). Pemberontakan itu dilancarkan pula di Jawa Tengah. Kolonel Katamso diculik oleh gerombolan PKI, dibawa ke kentungan, di sebelah Utara Yogyakarta, lalu dibunuh. Mayatnya ditemukan tanggal 22 Oktober 1965 dan dimakamkan di Taman Pahlawan Semaki, Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar