Sugiono lahir di desa Gederan, daerah
Gunung Kidul, Yogyakarta, pada tanggal 12 Agustus 1926. Setelah menyelesaikan
Sekolah Dasar, ia melanjutkan pelajaran ke Sekolah Menengah dan kemudian ke
Sekolah Guru Pertama di Wonosari.
Baca Selengkapnya
Sesudah Proklamasi Kemerdekaan, ia
menerjukan diri dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan dengan memasuki
Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Yogyakarta. Dalam Agresi Militer II ia turut
serta dalam serangan umum yang dilancarkan terhadap kota Yogyakarta pada
tanggal 1 Maret 1949.
Sesudah pengakuan kedaulatan, Sugiono
meneruskan pengabdiannya di bidang Militer. Ia turut dalam Gerakan Operasi
Militer (GOM) III untuk memadamkan pemberontakan KNIL di bawah pimpinan Andi
Aziz di Sulawesi Selatan. Pada waktu itu daerah Surakarta dijadikan daerah
percobaan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) yang sedang merebut kekuasaan
negara. Jabatan-jabatan pemerintahan mulai dari walikota sampai lurah, semuanya
dikuasai oleh orang-orang PKI. Begitu halnya dengan aparat hansip (Pertahanan
Sipil). Untuk menghadapi kegiatan PKI tersebut, Korem 072 membina Resimen
Mahasiswa dengan cara memberikan latihan-latihan militer.
Tanggal 1 Oktober 1965 Letnan Kolonel
Sugiyono bertugas ke Pekalongan. Waktu itu PKI sedang melancarkan
pemberontakan. Sore hari ia sudah berada kembali di Yogyakarta dan langsung
pergi ke Yogyakarta dan langsung pergi ke markas Korem yang ketika itu sudah
dikuasai oleh Gerombolan PKI. Sugiono tidak mengetahui hal tersebut. Ia
langsung ditangkap dan dibawa oleh Gerombolan PKI ke Kentungan, di sebelah
Utara Yogyakarta, lalu dibunuh di sana. Mayatnya di temukan pada tanggal
22 Oktober 1965 dan dimakamkan di Taman
Pahlawan Semaki, Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar