Muhammad Bakir atau I. Mallambosi yang
telah dikenal dengan nama Sultan Hasanuddin lahir di Ujungpadang pada tahun
1631. Sebelum dinobatkan menjadi raja Gowa ke-16 pada tahun 1653, Hasanuddin
sudah sering diutus oleh ayahnya ke
beberapa kerajaan lain di Indonesia, seperti Banten dan Mataram untuk
mengadakan perjanjian kerjasama perdagangan dan pertahanan.
Setelah Hasanuddin naik tahta, ia
brusah menggabungkan beberapa kerajaan kecil di Indonesia bagian timur untuk
bersama-sama menghadapi Belanda. Pada tahun 1660 meletus perang antara Gowa dan
Belanda yang diakhiri dengan perdamaian. Tetapi, perdamaian itu terlalu banyak
merugikan Gowa. Karena itu, pada tahun 1666 Hasanuddin kembali memaklumkan
perang kepada Belanda. Dalam perang ini Belanda dibantu oleh beberapa kerajaan
yang dapat mereka pengaruhi. Belanda menereahkan angkatan perang yang besar di
bawah pimpinan Cornnelis Speelman. Beberapa buah benteng pertahanan Gowa jatuh
ke tangan Belanda. Pada tanggal 18 November 1667 diadakan perjanjian Bungaya
yang mengakhiri perang tersebut.
Tanggal 24 Juni 1668 pertahanan
terkuat dan terakhir Kerajaan Gowa, yakni benteng Sombaopu, jatuh ke tangan
Belanda. Dengan jatuhnya benteng tersebut kekuatan Hassanuddin semakin lemah.
Lima hari kemudian ia mengundurkan diri dari takhta Kerajaan. Namun, ia tetap
tidak mau bekerjasam dengan Belanda. Sultan Hassanuddin meninggal dunia tanggal
12 Juni 1970. Karena keberaniannya, Belanda menanamkannya “Ayam Jantan dari
Timur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar