Selamat Datang di My Web Blog

Minggu, 03 Mei 2015

R.M. SURYO (1898-1948)



R.M. Suryo lahir di Magetan, Jawa Timur, pada tanggal 9 Juli 1898. Setelah menamatkan HIS (Setingkat Sekolah Dasar), ia melanjutkan sekolah ke OSVIA (Sekolah Pamongpraja) di Magelang. Pada tahun 1922 ia mendapat kesempatan menempuh pendidikan polisi di Sukabumi.
Baca Selengkapnya



Setelah menjalani masa kerja sebagai asisten wedana di beberapa tempat, ia mendapat lagi tugas belajar di Bestuurs School di Jakarta. Sesudah diangkat menjadi wedana dan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Pada tahun 1938, Suryo diangkat menjadi Bupati Magetan. Jabtan itu tetap dipegangnya sampai berakhirnya masa pemerintahan Belanda. Pada masa Kependudukan Jepang ia diangkat sebgai Syucokan (Residen) Bojonegoro.

Sebagai Gubernur Jawa Timur setelah Indonesia merdeka, R.M. Suryo berkedudukan di Surabaya. Pada tanggal 23 Oktober 1945 pasukan inggris mendarat di kota itu. Bentrokan bersenjata terjadi  antara pihak Inggris dan Pasukan RI. Pada tanggal 28-30 Oktober 1945 berkobar pertempuran yang mengakibatkan terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, Inggris sangat marah. Pada tanggal 9 November 1945 mereka mengeluarkan ultimatum agar semua orang indonesia yang bersenjata api menyerahkannya kepada Inggris selambat-lambatnya pukul 18:00 tanggal 9 November 1945. Apabila ultimatum itu tidak dipenuhi, Surabaya akan digempur dari darat, laut dan udara.

Setelah berunding dengan pimpinan Tentara Keamanan Rakyat (TKR), pukul 23:00 malam tanggal 9 November 1945 ia berpidato di depan corong radio menolak ultimatum Inggris. Keesokan harinya meletuslah perteempuran hebat yang terkenal dengan nama Pertempuran Surabaya. Pada tahun 1947 R.M. Suryo diangkat menjadi anggota Dewan pertimbangan Agung. Sewaktu mengadakan perjalanan dinas di desa Bago, kedunggalar (Ngawi) pada tanggal 10 November 1948 ia dicegat dan dibunuh oleh gerombolan PKI. Jenazahnya ditemukan empat hari kemudian dan di Magetan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar