Siti Hartinah yang akrab dengan
panggilan Ibu Tien lahir pada tanggal 23 Agustus 1923 di Karanganyar,
Surakarta, Jawa Tengah. Ia menempuh pendidikan Hollands Inlandsche School
(Setingkat Sekolah Dasar) di Wonogiri.
Sesudah itu, ia bekerja di sebuah
lembaga kebudayaan di Surakarta. Pada masa kependudukan Jepang, Siti Hartinah
memasuki organisasi wanita Fujinkai. Sesudah kemerdekaan Indonesian diproklamasikan,
ia memasuki Laskar Putri Indonesia di Solo. Di samping itu, ia juga aktif
bekerja dalam organisasi Palang Merah Indonesia.
Pada tahun 1947 Siti Hartinah menikah
dengan Letnan Kolonel Soeharto, sesudah perang Kemerdekaan (1945-1949)
berakhir, karier militer Soeharto semakin meningkat sampai akhirnya ia
berpangkat Jenderal dan padatahun 1967 diangkat menjadi Presiden RI. Siti
Hartinah pun menyesuaikan diri dengn kedudukan suaminya. Selama dua puluh
sembilan tahun, sebagai istri presiden, ia menyandang predikat “Ibu Negara”.
Perhatiannya terhadap hak-hak wanita cukup besar. Ia memperjuangkan hak-hak
wanita dalam perkawinan yang akhirnya melahirkan Undang-undang Perkawinan.
Ibu Tien aktif pula membina kepemudaan
dan kepramukaan, pendidikan, peningkatan kesejahteraan anak terlantar dan
kesejahteraan para penyandang cacat. Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, ia memprakasai pendirian beberapa rumah sakit, seperti Rumah Sakit
Anak dan Bersalin, Rumah Sakit Jantung Harapan Kita dan Rumah Sakit Kanker
Dharmais. Selain itu, ia juga memimpin berbagai yayasan sosial, antara lain
Yayasan Harapan Kita, dan Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan. Untuk
menumbuhkan minat baca di kalangan masyarakat, ia memprakasai pendirian
Perpustakaan Nasional. Ny. Siti Hartinah Soeharto meninggal dunia di Jakarta
pada tanggal 21 April 1996. Jenazahnya dikebumikan di pemakaman keluarga
“Giribnagun” di Karanganyar, Jawa Tengah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar