Rasuna Said lahir di Maninjau,
Sumatera Barat, pada tanggal 14 September 1910. Setelah menmatkan Sekolah Desa
di Maninjau, ia meneruskan pelajaran ke Diniyah School di Padang panjang.
Selain itu, ia belajar pula disekolah rumah tangga untuk anak-anak perempuan
dan disekolah Thawalib.
Baca Selengkapnya
Pada tahun 1930 ia memasuki partai
Muslimin Indonesia (Permi) yang berhaluan Islam dan nasionalisme. Ia terkenal
pandai berpidato. Karena pidato-pidato itu selalu berisi kecaman tehadap
pemerintah Belanda, ia seringkali dihentikan oleh alat-alat kekuasaan kolonial
sewaktu berpidato. Pada tahun 1932 ia ditangkap dan dipenjarakan di Semarang.
Penahanan mendapat reaksi keras dan simpati dari tokoh-tokoh pergerakan
nasional antara lain dari Ir. Soekarno.
Rasuna giat pula memajukan pendidikan
dan berjuang untuk mencapai persamaan hak antara laki-laki dan wanita. Ia
mendirikan sekolah Thawalib di Padang dan memimpin Sekolah Kursus putri.
Setelah premi bubar tahun 1937, ia pindah ke Medan berjuang di bidang
pendidikan antara lain dengan mendirikan perguruan putri. Selain itu, ia juga
memimpin majalah Menara puteri. Sesudah pengakuan kedaulatan, ia menjadi
anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat (DPR RIS), kemudian
menjadi anggota DPR Sementara. Selain giat bergerak di bidang kewanitaan,
antara lain dalam Perwari, pada tahun 1959 diangkat menjadi anggota Dewan
Pertimbangan Agung. Rasuna Said meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 2
November 1965 diangkat pula menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung. Rasuna
Said meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 2 November 1965 dan dimakamkan di
Taman Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar