Selamat Datang di My Web Blog

Selasa, 05 Mei 2015

MAYJEN AUMERTA D.I PANJAITAN (1925-1965)



Donald Iganatius Panjaitan dilahirkan di Baligie, Tanapuli, pada tanggal 9 Juni 1925. Setelah menamatkan Sekolah Dasar, ia melanjutkan pelajaran ke Sekolah Menengah Pertama dan kemudian Sekolah Menengah Atas.
Baca Selengkapnya




Bersama pemuda lain, D.I Panjaitan membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang kemudian berkembang menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI). Sesudah pengakuan kedaulatan, D.I. Panjaitan diangkat menjadi Kepala Staf Operasi Tentara & Teritorium (T&T) I/Bukit Barisan di Medan. Dari situ ia dipindahkan ke Palembang untuk memangku jabatan Kepala Staf T & T II/Sriwijaya. Pada tahun 1956 ia mengikuti kursus Militer Atase Militer RI di Bonn, Jerman Barat, pulang dari Bonn, tahun 1962, ia ditunjuk sebagai Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad). Selain itu ia pernah belajar pada Associated Command and General Staff College di Amerika Serikat.

Sebagai Asisten IV Men/Pangad, Brigadir jenderal D.I. Panjaitan berhasil membongkar rahasia kiriman senjata dari Republik Rakyat Cina (RRC) untuk Partai Komunis Indonesia (PKI). Senjata-senjata tersebut dimasukkan ke dalam peti-peti bahan bangunan yang akan dipakai untuk membangun gedung Conefo (Conference of the New Emerging Forces). Pada waktu PKI sedang giat mengadakan persiapan untuk melancarkan pemberontakan. D.I. Panjaitan termasuk salah seorang perwira yang menolak rencana PKI untuk membentuk Angkatan Kelima yang terdiri atas buruh dan tani. Karena itu, ia dimusuhi oleh PKI. Dinihari tanggal 1 Oktober 1965 PKI melancarkan pemberontakan yang disebut “Gerakan Tiga Puluh September”. Mereka menculik dan membunuh Brigadir Jenderal Panjaitan. Mayatnya disembunyikan di Lubang Buaya. Setelah ditemukan, dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar