Teuku Nyak Arif lahir pada tanggal 17
Juli 1899 di Ulee Lheue, Banda Aceh. Ia menempuh pendidikan di OSVIA (Sekolah
Pamongpraja) di Serang, Jawa Barat yang diselesaikannya pada tahun 1915.
Baca Selengkapnya
Lima tahun kemudian ia diangkat
menjadi Panglima Sagi 26 Mukim. Sejak muda Nyak Arif sudah tertarik
berorganisasi. Pada tahun 1919 ia diangkat menjadi Ketua nationale Indische
Partij (NIP) cabang Banda Aceh. Pada masa Kependudukan Jepang, Nyak Arif
diangkat menjadi Ketua Aceh Syu Sangikai (Dewan Rakyat Daerah Aceh). Ia juga
terpilih sebagai anggota Sumatera Cuo Sangi In (Dewan Rakyat Sumatera). Sesudah
Negara Republik Indonesia berdiri, Teuku Nyak Arif diangkat sebagai Residen
Aceh. Pada waktu itu pasukan Jepang masih berada di daerah Aceh menunggu
dilucuti oleh Sekutu. Akan tetapi, Nyak Arif menolak pasukan sekutu memasuki
Aceh. Kepada pihak sekutu disampaikannya jaminan bahwa pemerintah daerah aceh
sanggup melucuti pasukan Jepang.
Sementara itu, Pemerintah daerah Aceh
dirongrong oleh golongan agama yang ingin merebut kekuasaan pemerintah dari
tangan golongan ulubalang, termasuk Nyak Arif sendiri. Laskar Mujahidin dengan
bantuan Tentara Perlawanan Rakyat (TPR) memasuki Bnada Aceh. Untuk menghindari
pertumpahan darah, Nyak Arif membiarkan dirinya ditawan oleh Mujahidin. Ia
dibawa ke Takengon. Di tempat ini ia meninggal dunia pada tanggal 4 Mei 1946
akibat penyakit gulanya kambuh. Jenazahnya dimakamkan keluarga di Lam Nyong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar