Selamat Datang di My Web Blog

Senin, 11 Mei 2015

NYI AGENG SERANG (1752-1828)



R.A. Kustiyah Retno Edhi yang lebih di kenal dengan nama Nyi AgengSerang, lahir pada tanggal 1752 di Serang, dekat Purwodadi, Jawa Tengah. Ayahnya, Pangeran Natapraja, pernah mendampingi pangeran Mangkubumi dari Mataram berperang melawan Belanda.
Baca Selengkapnya




Perang itu berakhir dengan ditandatanganinya Perjanjian Gianti tahun 1755. Waktu itu Kustiyah sudah dewasa dan turut memimpin pasukan menahan serangan Belanda. Sementara itu di Yogyakarta terjadi kegelisahan akibat tindakan-tindakn pemerintah Belanda. Keadaan rakyat sangat sengsara dan tanah banyak yang diambil penguasa Belanda dan dijadikan perkebunan milik pengusaha-pengusaha Eropah. Hal itu antara lain menjadi sebab pecahnya Perang Diponegoro pada tahun 1825-1830.

Pada waktu perang meletus, Nyi Ageng Serang sudah berumur 73 tahun. Atas anjuran Nyi Ageng Serang pasukan Diponegoro memakai daun lumbu dalam pertempuran. Daun itu dapat dipakai sebagai pelindung kepala dan juga untuk menyamar agar tidak mudah diketahui oleh musuh. Akhirnya, karena sudah tua dan lemah, ia mengundurkan diri dari meda tempur. Sesudah itu ia menetap di rumah keluarga Nataprajan di Yogyakarta sampai meninggal dunia pada tahun 1828.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar