Sutan Syahrir lahir Padangpanjang,
Sumatera Barat, pada tanggal 5 Maret 1909. Ia menempuh pendidikan MULO
(Setingkat Sekolah Menengah Tingkat Pertama) di medan dan AMS (Setingkat
Sekolah Menengah Umum) bagian A di Bandung.
Baca Selengkapnya
Perhatiannnya terhadap masalah-masalah
politik mulai timbul sejak ia menjadi anggota Patria Squenteque (Untuk Tanah
Air dan Bangsa), sebuah organisasi yang didirikan oleh para pelajar AMS
Bandung. Ia ikut pula mendirikan Jong Indonesia yang kemudian berganti nama
menjadi Pemuda Indonesia.
Pada tanggal 14 Agustus 1945 ia sudah
mengetahui bahwa Jepang sudah menyerah pada sekutu. Syahrir mendesak Ir.
Sukarno dan Drs. Mohammad Hatta agar segera memproklamasikan kemerdekaan.
Syahrir berjuang melalaui cara-cara diplomasi untuk memperoleh pengakuan
internasional umumnya dan Belanda khususnya terhadap Republik Indonesia.
Perjuangan diplomasi itu melahirkan Perjanjian Linggarjati (Maret 1947).
Pada masa orde lama, ia ditangkap dan
dipenjarakan karena dituduh terlibat dalam usaha pembunuhan terhadap Presiden
Sukarno. Dalam Penjara ia menderita lumpuh, lalu dikirim ke Swis untuk berobat.
Akan tetapi, hal itu tidak menolong. Pada tanggal 9 April 1966 Sutan Syahrir
meninggal dunia di rumah sakit Zurich, Swis. Jenazahnya dibawa ke Indonesia dan
dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar