Raden Dewi Sartika lahir di
Cicalengka, Jawa Barat, pada tanggal 4 Desember 1884. Ayahnya, Raden
Somanagara, meninggal dunia dalam pembuangan di Ternate sebab melawan
Pemerintahan Belanda.
Baca Selengkapnya
Ia mengikuti pendidikan Sekolah Dasar
Cicalengka. Pada tahun 1904 didirikannnya Sekolah Isteri. Sekolah itu hanya
terdiri atas dua kelas. Muridnya mula-mula hanya dua puluh orang. Mereka
diajarkan berhitung, membaca, menulis, menjahit, merenda, dan menyulam.
Pelajaran agama diberikan pula. Sekolah itu medapat pehatian dari masyarakat.
Murid-muridnya bertambah banyak dan mata pelajarannya bertambah pula. Pada
tahun 1910 nama sekolah itu diganti menjadi Sekolah Keutamaan Isteri. Dewi
Sartika berusaha mendidik anak-anak gadis agar kelak menjadi ibu rumah tangga
yang baik, bisa berdiri sendiri, luwes, dan trampil. Tetapi ia harus membanting
tulang mencari biaya untuk mengongkosi sekolah tersebut.
Pemerintah menghadiakan bintang perak
sebagai penghargaan atas jasa-jasa Dewi Sartika. Dalam memajukan Sekolah
Keutamaan Isteri, Dewi Sartika banyak mendapat bantuan tenaga dan pemikiran
dari suaminya, Raden Kanduruan Agah Suriwinata. Selama berlangsung Perang Dunia
I, timbul kesulitan keuangan. Tetapi, pada tahun 1929 Sekolah Keutaman Isteri
sudah memiliki Gedung sendiri. Namanya berganti lagi menjadi Sekolah Raden
Dewi.
Pada masa perang Kemerdekaan, kota
Bandung diduduki oleh Belanda. Dewi Sartika terpaksa menghentikan kegiatan dan
mengungsi ke Cinean. Ia meninggal dunia di sana pada tanggal 11 September 1947.
Kuburannya kemudian dipindahkan ke Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar