Sugiyopranoto lahir di Solo pada
tanggal 25 November 1890. Pendidikan di Sekolah Dasar katolik diikutinya
mula-mula di Solo, kemudian di Mutilan. Sesudah itu, ia melanjutkan pelajaran
ke Sekolah Guru. Tamat dari sekolah Guru pada tahun 1915, ia bertugas sebagai
guru selama satu tahun.
Baca Selengkapnya
Sesudah itu, ia mengikuti pendidikan
imamat dan dari sini dimulai kegiatan dalam bidang keagamaan. Tiga tahun kemudian
ia dikirim ke negeri Belanda untuk memperdalam pengetahuan di bidang Kristen,
bahasa Latin, bahasa Yunani, dan Filsafat.
Sugiyopranoto banyak menulis tentang
tari Jawa, pakaian adat Jawa, hubungan antara Barat dan Timur, dan lain
sebagainya. Salah satu buah pikirannnya yang terpenting ialah mengenai
penyesuian ajaran katolik dengan kebiasaan bangsa Indonesia. Ia merupakan Imam
katolik yang untuk pertama kalinya meniadakan sifat kebarat-baratan dalam
upacara gereja di Indonesia. Untuk gereja-gereja di Jawa, musik orgel
digantinya dengan gamelan. Perubahan itu adalah jasanya yang utama dalam
menyerasikan tradisi Barat dengan tradisi Timur. Pada masa kependudukan Jepang
ia berjuang menentang anggapan yang menyeramatkan gereja dengan pemerintah
Kolonial Belanda.
Mgr. Sugiyopranoto meninggal dunia di
negeri Belanda pada tanggal 10 Juli 1963. Jenazahnya dibawa ke Indonesia dan
dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Giritunggal, Semarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar