Abdul Muis lahir di sungai Puar, dekat
Bukittinggi , pada tanggal 3 Juli 1883. Ia pernah belajar di STOVIA ( Sekolah Dokter ), tetapi
tidak tamat. Beberapa lamanya ia bekerja sebagai pegawai negeri, kemudian
menerujunkan diri di bidang kewartawanan.
Baca Selengkapnya
Karangannya banyak dimuat dalam harian
De Express, berisi kecaman terhadap karangan orang-orang Belanda yang sangat
menghina bangsa indonesia. Karena karangan-karangan itu nama Muis mulai dikenal
oleh masyarakat . Kegiatan berpolitik dimulai Muis dalam Serekat Islam. Ia
diangkat sebagai anggota Pengurus Besar.
Pada tahun 1913 Pemerintah Belanda
bermaksud mengadakan perayaan untuk memperingati seratus tahun bebasnya negeri
Belanda dari penjajahan Prancis. Beberapa orang tokoh pergerakan nasional
menderikan Komite Bumiputera yang berusaha menentang rencana tersebut. Abdul
Muis ikut didalamnya. Karena itu, ia di tangkap oleh Pemerintah Belanda.
Pada tahun 1922 Abdul Muis memimpin
pemogokan kaum buruh di daerah Yogyakarta. Karena kegiatan–kegiatan tersebut,
Pemerintah Belanda menangkap dan mengasingkannya di Garut, Jawa Barat. Untuk
membantu perjuangan mempertahankan kemerdekaan, didirikannya Persatuan
Perjuangan Priangan.
Abdul Muis terkenal pula sebagai
sastrawan. Sebuah hasil karyanya yang terkenal ialah Salah Asuhan. Ia
meninggal dunia di Bandung pada tanggal 17 Juni 1959 dan dimakamkan di sana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar