Selamat Datang di My Web Blog

Jumat, 01 Mei 2015

K.H. ABDUL WAHID HASYIM (1914-1953)



Abdul Wahid Hasyim lahir di Jombang pada tahun 1914 dan dibesarkan di lingkungan pesantren. Ayahnya, K.H. Hasyim Asy’ari, mempunyai sebuah pesantren di Tebu Ireng, Jombang. Dipesantren itu Wahid belajar agama, kemudian di pesantren-pesantren lain. 
Baca Selengkapnya




Sesudah itu, ia mengajar di pesantren Tebu Ireng membantu ayahnya. Membaca huruf Latin dan menulis dipelajarinya sendiri. Karena itu, ia dapat membaca buku-buku ilmu pengetahuan, sehingga pengetahuannya bertambah luas. Pada tahun 1925 didirikannnya madrasah modern, Nidhomiah. Di situ murid-murid diajar berpidato dan berorganisasi. Mereka diharuskan membaca buku, koran dan majalah yang memuat pengetahuan umum. Untuk melatih murid-murid berorganisasi, didirikannnya Ikatan Pelajar-pelajar Islam. Pada tahun 1938 Wahid Hasyim memasuki Nahdatul Ulama (NU) dan diangkat sebagai Jurutulis ranting NU di desa Cukir. Empat tahun kemudian, ia diserahi jabatn penting, yakni Ketua Pengurus Besar NU. Pada masa pendudukan Jepang, Nu dilarang. Organisasi Islam yang diizinkan berdiri hanyalah Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI), Wahid Hasyim diangkat menjadi ketua. Tak lama kemudian (MIAI) dilarang. Bersama K.H. Mas Mansur, dan K.H. Taufiqurrahman, Wahid Hasyim mendirikan Masyumi. Menjelang masa akhir kependudukan Jepang, ia diangkat sebagai anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.

Sesudah pengakuan Kedaulatan, tiga kali ia diangkat menjadi Menteri Agama, yakni dalam kabinet RIS, Kabinet Natsir dan Kabinet Sukiman. Ia meninggal dunia pada tanggal 19 April 1953 dalam kecelakaan mobil di Cimahi, Bandung, dan dimakamkan di perkuburan keluarga di Tebu Ireng.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar