Fatmawati dilahirkan di Pasar Padang,
Bengkulu pada tanggal 15 Februari 1923, putri dari seorang tokoh Muhammadiyah
setemapt. Ia menempuh pendidikan di Hollands Inlandsche School (HIS; Setingkat
Sekolah Dasar) dan Sekolah Kejuruan yang dikelola oleh sebuah organisasi
katolik.
Ketika masih duduk di bangku HIS, ia
sudah aktif berorganisasi sebagai anggota pengurus Nasyiatul aisyiah,
organisasi yang ada dibawah naungan Muhammadiyah. Namun, sebagai murid sekolah
Katolik, ia tidak canggung berperan sebagai Bunda Maria dalam sandiwara yang
diadakan oleh sekolah tersebut.
Pada tahun 1938 Fatmawati berkenalan
dengan Bung Karno. Bung karno memasuki Muhammadiyah dan bertugas sebagai pengajar. Fatmawati menjadi salah seorang
murid dan bahkan ia tinggal bersama Bung Karno dan istrinya Inggit Garnasih.
Lebih dari itu, ia dilamar oleh Bung Karno untuk menjadi istri. Pada tahun 1943
ia menikah dengan Bung Karno di Jakarta setelah Bung karno menceraikan secara
baik-baik dan berjanji akan membantu kehidupan Inggit untuk masa-masa
selanjutnya.
Pada saat Kemerdekaan diproklamasikan
tanggal 17 Agustus 1945 Bendera dikibarkan, tanda bahwa Indonesia telah
merdeka. Bendera itulah yang di jahit sendiri oleh Fatmawati dan kain itu
diperolehnya dari Pemuda Chaerul Basri. Kini bendera yang bersejerah itu
dijadikan Bendera pusaka dan disimpan di Museum Monumen Nasioanl (Monas).
Sehari setelah kemerdekaan diproklamasikan, Bung Karno dianglat menjadi
Presiden RI dan Fatmawati pun resmi menjadi Ibu Negara.
Dalam keadaan serba sulit karna
ditinggal suaminya bergerilya di luar kota, ia bersama istri Kolonel Nasution
sering mengirim keperluan untuk para gerilyawan di daerah pedalaman. Fatmawati
berusaha meningkatkan peranan kaum wanita dalam pemerintahan. Usaha itu
berhasil dengan diangkatnya beberapa tokoh wanita sebagai anggota Komite
Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Sesudah pengakuan kedaulatan ia gigih
memperjuangkan agar dokumen, arsip, dan benda-benda milik RI yang dirampas
Belanda antara tahun 1945-1949 dikembalikan kepada pemerintahan RI.
Fatmawati meninggalkan kehidupan
istana dan tinggal di rumah pribadi setelah Presiden Soekarno menikah dengan
Hartini. Ia meninggal dunia pada tanggal 14 Mei 1980 di Kuala Lumpur, malysia.
Jenazahnya dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Karet, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar